c@k Ain

"Renungan Pembangun Jiwa"

11
April



Pada suatu ketika di zaman Nabi Muhammad SAW ada seorang pencuri yang hendak bertaubat, dia duduk di majelis Nabi Muhammad SAW dimana para shahabat berdesak-desakkan di Masjib Nabawi.

Suatu ketika dia menangkap perkataan Nabi saw : "Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal". Sungguh dia tidak memahami maksudnya, apalagi ketika para shahabat mendiskusikan hal tersebut setelah majelis dengan tingkat keimanan dan pemahaman yang jauh lebih tinggi dibanding dirinya, sang pencuripun merasa tersisihkan.

Akhirnya malam pun semakin larut dan sang pencuri itu mulai merasa lapar. Keluarlah dia dari
Masjid demi melupakan rasa laparnya.

Di suatu gang tempat dia berjalan, dia mendapati suatu rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak terkunci...dan timbullah gejolak dalam hatinya untuk mencuri atau tidak. Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi.

Namun tiba-tiba timbul bisikan aneh : "Jika kamu tidak mencuri mungkin akan ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu". Menjadi berfikirlah dia, maka diapun memutuskan untuk memberitahu/mengingatkan pemiliknya agar mengunci pintu rumahnya karena sudah lewat tengah malam.

Ketika hendak memberi salam tiba-tiba timbul kembali suara tadi : "Hei pemuda! bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membuka, bila engkau mengucap salam maka akan kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya jika engkau masuk diam-diam dan memergoki dia serta menangkapnya !" Ah.. benar juga, pikirnya.
Maka masuklah ia dengan tanpa suara... Ruangan rumah tersebut agak luas, dilihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh makanan - timbul keinginannya untuk mencuri lagi, namun segera ia sadar - tidak, ia tidak boleh mencuri lagi.

Masuklah ia dengan hati-hati, hehhh ...syukurlah tidak ada pencuri berarti memang sang pemilik yang lalai mengunci pintu. Sekarang tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah tentang kelalaiannya, tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari sudut ruang....Ahh ternyata ada yang tidur mungkin sang pemilik dan sepertinya perempuan cantik.
Tanpa dia sadari kakinya melangkah mendekati tempat tidur, perasaannya berkecamuk, macam-macam yang ada dalam hatinya. Kecantikannya, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam dirinya.

Begitu besarnya hingga keluar keringat dinginnya, seakan jelas ia mendengar jantungnya berdetak kencang didadanya, serta tak dia sangka ia sudah duduk mematung disamping tempat tidur...Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidakk !!
Segera ia memutar badannya untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana niatnya semula. Ketika akan menuju pintu keluar ia melalui meja makan tadi, tiba-tiba terdengar bunyi dalam perutnya...ia lapar. Timbullah suara aneh tadi : "Bagus hei pemuda yang baik, bagaimana sekarang perasaanmu setelah melawan hawa nafsu birahimu?"

Eh-eh, ya. Alhamdulillah ada rasa bangga dalam hati ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji. Pikir sang pemuda. Suara itu berkata :"Maka sudah sepatutnya engkau memperoleh ganjaran dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan untuk menganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan mencuri lagi!!"

Berpikirlah dia merenung sebentar, patutkah ia berbuat begitu? "Hei - tiba2 ia tersadar serta berucap dalam hati - engkau dari tadi yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak.. aku tidak akan mendengarkan nasihatmu. Bila engkau Tuhan, tidak akan memberi nasihat seperti ini. Pasti engkau Syaithon....

(hening).

Celaka aku, bila ada orang di luar yang melihat perbuatanku .... aku harus keluar." Maka tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut, ketika tiba dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan namun tidak juga terdengar jawaban. 

Setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi.

Sesampai di masjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri sholat. Di sudut ruang ada seorang yang membaca al qur-aan dengan khusyu' sambil meneteskan air mata, di sudut-sudut terdapat para shahabat dan kaum shuffah tidur. Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini teringat lagi ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.
Tapi ... tidak di dengar bisikan Allah di hatinya, apakah Allah marah kepadaku? Lalu ia menghampiri sudut ruang masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang membaca al qur-aan. 

Di tengah melamunnya ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci ......
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:"Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja Mereka menjawab:"Seandainya Allah memberi petunuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadam.Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar.Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri". (QS. 14:21)
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:"Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya.Sekali-kali tidak kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamulalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri.Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku.Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)

Bergetarlah hatinya mendengar perkataan Allah yang di dengarnya, berkatalah ia "Engkau berbicara kepadakukah, ya Allah?" Serasa lapang hatinya, semakin asyik dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, segar rasanya badannya.

Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu hingga tiba-tiba tersentak ia karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seseorang wanita dan seorang bapak tua yang masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berdzikir,  dan wajah wanita itu ... adalah wajah wanita tadi !!!??? Timbul gelisah dalam hatinya, apakah tadi ketika ia berada diruangan itu sang wanita pura-pura tidur dan melihat wajahnya? Ataukah ada orang yang diam-diam melihatnya, mungkin laki-laki tua yang bersamanya adalah orang yang diam-diam memergokinya ketika ia keluar dan mengetuk pintu rumah itu? Ahh ... celaka, celaka.

Gemetar tubuhnya membuat ia tidak mampu menggerakkan anggota tubuh untuk bersembunyi atau pergi, apalagi tampak olehnya pria yang tadi membaca al Qur-an mulai merebah tidur dan tak lamapun mendengkur. Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi saw.... celaka, pikirnya panik !!

Hampir celentang jatuh ia ketika terdengar suara Nabi Muhammad SAW. : "Hai Fulan, kemarilah !" Dengan pelahan dan perasaan takut ia mendekat. Ia berusaha
menyembunyikan wajahnya.

Ia mendengar sang perempuan masih berbicara kepada Nabi Muhammad SAW. katanya : "...benar ya Rosulullah saya sangat takut, pada saat itu saya bermimpi rumah saya kemasukan orang yang hendak mencuri, dia mendekati saya dan hendak memperkosa saya, ketika saya berontak ... ternyata itu hanya mimpi. Namun ketika saya melihat sekeliling ternyata memang pintu rumah saya terbuka sebagaimana mimpi saya dan ada suara menyeramkan yang membuat saya takut. Maka segera saya menuju rumah paman saya untuk meminta dicarikan suami buat saya, agar kejadian yang dimimpi saya tidak terjadi bila saya ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya menemui engkau di sini agar memilihkan calon suami untuk saya".

Nabi saw memandang kepada si pemuda bekas pencuri, lalu berkata : "Hai Fulan, karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini maka aku tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya?" Terkejut ia mendengar itu seraya cepat menganggukan kepala.

Dan setelah sholat shubuh Nabi saw mengumumkan hal ini dan meminta para shahabat mengumpulkan dana untuk mengadakan pernikahan dan pembayaran mas kawin si pemuda ini.

Setelah pernikahannya, tahulah ia akan arti perkataan Nabi Muhammad yang lalu :
"Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal".

Sekarang ia dapat memakan makanan di rumah tadi dengan halal (dahulunya haram), dan ia dapat menikmati wanita itu sebagai isterinya dengan halal.  
Allahu Akbar, wal Hamdu Lillah...

0 komentar:

Posting Komentar

Sobat blggor, jangan lupa komentarnya ya...!!!
mo nulis saran, tanggapan, masukan, atau sekedar kenalan pun boleh koq


kalo kesulitan posting komen, coba klik dulu "select profil" => Name/URL. cukup tulis nama anda jika belum punya URL. makasih ya...!!!

Ahlan Wa Sahlan

blog ini hanyalah sarana untuk renungan, introspeksi, dan motivasi diri. jika berkenan silahkan anda membaca atau mengcopy.

Dan jika tidak keberatan mohon beri komentar/saran/masukan.

Terima Kasih Telah Berkenan Bersilaturrahim Melalui Blog ini


merenunglah sejenak, untuk melunakkan hati dan menjernihkan fikiran...!!!

pembacaku

5408

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Produk imoet buat si kecil