Maka melalui surat inilah engkau akan mengetahui semua jawabannya.
Jawaban akan perasaanku terhadapmu selama ini.
Kekasihku yang aku cintai karena Allah…
Andaikan engkau tahu seandainya memandangmu bukanlah dosa, maka aku akan terus memandangmu.
Andaikan rindu ini adalah halal, maka aku akan senantiasa menghubungimu, berbicara denganmu berjam-jam, dan memintamu untuk sering datang menemuiku.
Andaikan disaat engkau memegang tanganku, memelukku dan menciumku adalah halal bagi kita berdua, maka akulah orang yang paling bahagia.
Tetapi ketahuilah, andai engkau benar-benar memelukku dan menciumku, maka akan sulit bagiku untuk menghadapi gejolak hatiku, yang jelas akan bercampur antara bahagia dan rasa takut akan dosa.
Andaikan aku belum mengenal dan faham akan hukum-hukum Allah, maka engkaulah orang yang selalu kuharapkan untuk hadir di dekatku, menyentuhku, membelaiku dan bahkan memelukku.
Namun semua itu tidak akan pernah aku lakukan, karena aku tahu dan faham betul akan ketentuanNya dalam mengatur hubungan kita.
“Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan seorang perempuan kecuali bersama mahrahmnya” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan pasak dari besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (H.R Thabrani)
Inilah yang selama ini membuatku takut dan takut untuk mendekatimu.
Apakah engkau tahu, setiap hari, setiap menit, aku selalu memikirkan dirimu dan mengingat namamu, berharap agar engkau menghubungiku.
Namun yang aku bisa hanya memendam dalam perasaanku.
Mungkin kamu akan mengannggap aku kampungan, kolot, gak zaman dan sebagainya
namun aku yakin akan satu hal:
“Melepaskan pandangan kepada orang yang tidak halal, hanya akan menimbulkan kecemasan, kesedihan, dan luka hati. orang yang bahagia adalah orang yang mampu menundukkan pandangannya karena takut akan Tuhannya”.
Atau mungkin engkau menganggap aku bukanlah orang yang romantis, kurang perhatian dan selama ini tidak pernah mempedulikanmu.
Ya, memang begitulah aku saat ini, karena aku benar-benar takut melanggar batas-batas yang telah Allah tetapkan. Bukan hanya aku yang akan berdosa, tapi kita berdua dan juga kedua orang tua kita yang membiarkan kita.
Mungkin seminggu ini engkau sulit menghubungi aku, karena aku tidak lagi mengaktifkan nomor lamaku dan berganti dengan nomor yang baru. Aku sengaja tidak memberitahukan hal ini kepadamu agar engkau tidak lagi menghubungiku
Tapi apakah engkau tahu… di dalam hati kecilku berharap agar engkaulah orang yang pertama kali menghubungiku disaat aku terbangun dari tidurku. Berharap engkaulah yang pertama kali mengkhawatirkan aku disaat sakit menimpaku, engkaulah yang menghiburku dikala gunda gulana memasuki relung jiwaku, karena saat ini memang hanya engkaulah yang ada dalam hatiku.
Setiap kali aku membaca pesan-pesan yang kau kirimkan di ponselku, ingin rasanya jemari ini menuliskan kata-kata indah tuk membalasmu, namun ada dua kata yang selalu menghantui dan menakutiku ”tidak halal”
Ya, karena memang hubungan antara kita tidak halal maka akupun takut akan murkanya Allah.
Inilah jawaban atas tanyamu…
Engkau datang memberikan aku sebuah kebahagian namun sekaligus memberikan sebuah kecemasan dan kekhawatiran.
Karena itulah kutuliskan surat ini untukmu…
Dan… inilah perasaanku…
Kekasihku yang kucintai karena Allah, aku belum tahu persis seberapa besar cintamu kepadaku.
Aku juga belum tahu apakah hanya aku seorang yang ada di hatimu.
Namun satu hal yang aku sadari, bahwa aku begitu mencintaimu, aku sangat merindukanmu, dan untuk saat ini engkaulah yang menghiasi relung hatiku.
Aku berterima kasih kepada Allah yang telah mempertemukan kita.
Aku juga berterima kasih kepadamu karena telah menjadi pengisi kekosongan hatiku.
Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita untuk tetap sabar dan istiqomah di jalan syari’at-Nya.
Semoga Allah segera mempertemukan kita dalam curahan rahmat, ridha dan berkahNya
Pertemuan yang menghalalkan segala apa yang saat ini masih haram untuk kita berdua.
Dan jika engkau tidak sabar menantiku, kuikhlaskan engkau untuk mancari yang lain yang lebih baik dariku.
Mungkin itulah jalan terbaik yang ditetapkan oleh Allah, sehingga kita berdua bisa menemukan pasangan yang terbaik buat kita masing-masing.
Semoga Allah mengganti kecemasan, kegelisahan dan kekhawatiran ini dengan sesuatu yang dapat menenangkan jiwa kita di kemudian hari…
Inilah surat dariku…
Curahan isi hatiku untuk kekasihku yang kucintai karena Allah…
0 komentar:
Posting Komentar
Sobat blggor, jangan lupa komentarnya ya...!!!
mo nulis saran, tanggapan, masukan, atau sekedar kenalan pun boleh koq
kalo kesulitan posting komen, coba klik dulu "select profil" => Name/URL. cukup tulis nama anda jika belum punya URL. makasih ya...!!!