c@k Ain

"Renungan Pembangun Jiwa"

06
Juni


Dulu…
Waktu engkau masih nampak lugu dan polos di usia kanak-kanakmu, kau laksana kawan sejatiku.
Dengan senang kau sentuh aku setelah terlebih dahulu kau berwudhu. Dalam keadaan suci aku kau pegang, kau junjung, dan kau pelajari. Dengan semangat Aku engkau baca baik sendiri maupun bersama-sama, dengan suara lirih maupun keras, dan seusai membacaku pun tak lupa kau cium aku penuh ta’dhim.

Kini…
Engkau telah tumbuh dewasa…
Nampaknya engkau sudah tidak berminat lagi padaku. Engkau semakin menjauh dariku dan tak lagi bermesraan denganku seperti dulu. Jangankan berlama-lama membaca dan mempelajariku, sekedar untuk menyentuh dan mengingatku pun seolah tak ada lagi dibenakmu.
Mungkin bagimu aku adalah bacaan yang hanya layak untuk anak kecil. Mungkin bagimu aku adalah bacaan yang tidak berguna karena tidak bisa menambah pengetahuanmu. Atau karena menurutmu aku tidak bisa menjamin masa depanmu.
Kini aku laksana bacaan usang yang tinggal sejarah.

Sekarang…
Aku kau simpan rapi sekali, hingga terkadang engkau sendiri lupa di mana menyimpannya.
Kau perlakukan aku tak lebih hanya sebagai hiasan rumahmu, bahkan terkadang hanya sebagai tumbal untuk menakut-nakuti syetan dan hantu.
Di saat engkau ingin mengakhiri masa lajangmu, kau jadikan aku sebagai maskawin agar masyarakat memandangmu sebagai orang yang bertaqwa.
Kini aku lebih banyak tersingkirkan. Terabaikan dalam kesendirian dan kesepian. Dalam lemari dan laci aku kau pendamkan.

Padahal dulu…
Pagi-pagi selepas subuh, tak pernah lupa kau sempatkan untuk membacaku walau hanya beberapa ayat.
Sore harinya, aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau-surau. Engkau berlomba-lomba saling memperbanyak bacaan dan hafalan ayat-ayatku.
Dan tak jarang kau adakan acara jamuan walau sederhana sebagai rasa syukur manakala engkau berhasil menghatamkan aku. Sungguh masa-masa yang indah bagiku saat itu.

Namun sekarang…
Pagi hari sambil menimati kopi, engkau lebih memilih membaca Koran pagi atau menyaksikan berbagai berita di televisi.
Di waktu senggang, engkau sempatkan membaca buku karya manusia, sedang aku yang tak lain adalah firman Tuhanmu, begitu saja kau abaikan dan kau campakkan.
Di perjalanan… engkau begitu asyik menikmati music duniawi, tidak ada satu pun kaset/CD yang berisi ayat-ayatku di laci mobilmu.
Di meja kerjamu, tidak ada aku untuk kau baca sebelum memulai aktifitas kerja. Di komputermu pun tidak ada satu pun software/program yang berkaitan denganku. Jarang sekali engkau putar lantunan ayat-ayatku.
Engkau terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniamu.

Benarlah dugaanku…
Bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.
Bila malam tiba, engkau betah nongkrong berjam-jam di depan TV demi menyaksikan pertandingan tim kesebelasan favoritmu, demi menyaksikan konser music kelompok band idolamu, bahkan sekedar menyaksikan sinetron sampah murahan yang banyak mengumbar aurat dan membangkitkan nafsu.
Di depan computer, engkau asyik berselancar di dunia maya hanya sekedar berburu gosip murahan ataupun melihat gambar-gambar kotor yang hanya mengacaukan fikiran.

Waktu pun begitu cepat berlalu…
Aku menjadi semakin kusam dan lusu, dalam laci aku berselimut debu bahkan mungkin menjadi santapan kutu.
Seingatku… hanya di awal Ramadhan engkau mulai mengingat aku dan membacaku. Itupun hanya beberapa lembar dariku dan dengan suara yang tidak lagi semerdu dulu. Engkau pun kini menjadi terbata-bata dan tidak lancar lagi dalam melafadzkan aku.

Apakah menurutmu TV, Koran, radio dan computer semua itu yang akan memberimu pertolongan? Di kala engkau membujur kaku di dalam kubur sendirian?
Ingatlah… pada saat itu engkau harus berhadapan dengan malaikat suruhanNya. Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu, padahal waktu terus berlalu, semakin berkuranglah jatah umurmu, dan akhirnya kubur pun senantiasa menantimu.
Engkau bisa saja diambil tuhanmu sewaktu-waktu, dan bila malaikat maut menghampirimu tak ada lagi kesempatan bagimu, negosiasi dan tawar menawar tidak berlaku pada saat itu, jerit rintihanmu pun tak ada guna bagimu.

Kini…
Selagi nyawa masih melekat dalam jasadmu, selagi jantung masih berdetak mengiringi hari-harimu, bukalah kembali aku. Baca dan renungkan ayat-ayatku. Karena hanya akulah yang akan setia mendampingi dan menjagamu di kala sanak keluarga tak satupun bersedia menami dalam kuburmu.
Keluarkanlah segera aku dari lemarimu. Jangan lupa bawa kaset/CD yang berisi ayat-ayatku di laci mobilmu. Sediakan aku di atas meja kerja untuk kau baca sebelum mengawali aktifitasmu.

Sentuhilah aku kembali…
Baca dan pelajari aku lagi…
Di setiap datangnya pagi dan sore hari…
Seperti dulu…
Dulu sekali…
Waktu engkau masih lugu dan polos, di surau kecil kampungmu nan damai dan asri.
Jangan aku engkau biarkan sendiri, dalam bisu dan sunyi sepi.
Karena sesungguhnya aku pun rindu untuk bermesraan denganmu lagi…

Maha Benar Allah, Dzat Yang Maha Perkasa Lagi Bijaksana…

1 komentar:

Anonim mengatakan... 30/03/12, 20.11  

sungguh indah kata-kata yg ku baca ini..smoga bisa jadi bahan renungan bwt kita smua.dan saya pribadi.memang ini adalah fakta..smoga dg ini bisa merubah kita untuk lebih baik.amin...(ashari)

Posting Komentar

Sobat blggor, jangan lupa komentarnya ya...!!!
mo nulis saran, tanggapan, masukan, atau sekedar kenalan pun boleh koq


kalo kesulitan posting komen, coba klik dulu "select profil" => Name/URL. cukup tulis nama anda jika belum punya URL. makasih ya...!!!

Ahlan Wa Sahlan

blog ini hanyalah sarana untuk renungan, introspeksi, dan motivasi diri. jika berkenan silahkan anda membaca atau mengcopy.

Dan jika tidak keberatan mohon beri komentar/saran/masukan.

Terima Kasih Telah Berkenan Bersilaturrahim Melalui Blog ini


merenunglah sejenak, untuk melunakkan hati dan menjernihkan fikiran...!!!

pembacaku

5409

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Produk imoet buat si kecil